TUGAS SIG Review Jurnal
“Kajian
Kesesuaian Lahan Tambak, Konservasi Dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan
System Informasi Geografis (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat)”
Oleh:
Suprianty
JH Sinaga E1I013036
Hermayuni
Sinaga E1I013035
Dosen Pengampu: Yar Johan S.Pi.,M.Si
PROGRAM
STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2016
REVIEW JURNAL
Abstrak
Pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap
perubahan, baik perubahan yang terjadi karena proses alami dan perubahan karena
campur tangan manusia. Perubahan yang terjadi akan mempengaruhi tata guna
lahan, geomorfologi dan ekosistem wilayah tersebut. Wilayah yang akan dikaji
menggunakan analisis kesesuaian lahan adalah pesisir Pangandaran yang berada di
bagian Selatan Pulau Jawa. Wilayah penelitian terdiri atas sepuluh desa, yaitu
Desa Batukaras, Desa Cijulang, Desa Parigi, Desa Karangjaladri, Desa Cibenda,
Desa Sukaresik, Desa Cikembulan, Desa Wonoharjo, Desa Pananjung, Desa
Pangandaran dan Desa Babakan dimana wilayah tersebut merupakan daerah wisata
yang berkembang, kegiatan perikanan tambak, kawasan suaka alam, dan kawasan
permukiman. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi lahan yang sesuai
untuk peruntukan tambak, konservasi dan permukiman di kawasan pesisir
Pangandaran. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
analisis kesesuaian lahan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)
berdasarkan evaluasi multikriteria. SIG berfungsi untuk mengolah data spasial
dan visualisasi hasil analisis kesesuaian lahan. Dari hasil analisis didapatkan
bahwa lahan yang sesuai (S1) untuk peruntukan lahan tambak, konservasi, dan
permukiman berturut-turut adalah 2.864,67 ha, 517,41 ha, dan 1.675,77 ha.
1. Pendahuluan
Pesisir merupakan wilayah yang rentan
terhadap perubahan, baik perubahan yang terjadi karena proses alami dan
perubahan karena campur tangan manusia. Salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk melakukan pemantauan lingkungan kawasan pesisir dapat dilakukan
dengan analisis kesesuaian lahan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan
Sistem Informasi Geografis (SIG). Salah satu alternatif yang dapat digunakan
untuk melakukan pemantauan lingkungan kawasan pesisir dapat dilakukan dengan
analisis kesesuaian lahan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem
Informasi Geografis (SIG).
Perencanaan pengelolaan dan pengambilan
keputusan yang tepat harus dilandasi oleh data dan informasi yang yang akurat
tentang kondisi lahan dengan demikian harus dilakukan pemantauan kesesuaian
lahan, penggunaan teknologi GIS dapat mempermudah analisis kesesuaian lahan
pada suatu kawasan/wilayah yang luas (Gatheru dan Maingi, 2010) seperti pada kawasan
pesisir.
Manurung (2002) dan Erwindy (2000) menyatakan
bahwa analisis kesesuaian lahan menggunakan SIG dapat digunakan untuk menentukan rekomendasi pengelolaan dan
kebijakan suatu kawasan. Bandyopadhyay dkk. (2009) mengemukakan bahwa analisis
kesesuaian lahan menggunakan SIG dapat membantu penilaian penentuan lahan untuk
peruntukan yang spesifik, (Jafari dan Narges, 2010) juga menjelaskan bahwa
dengan menggunakan analisis kesesuaian lahan maka dapat ditentukan apakah lahan
tersebut sesuai atau tidak untuk digunakan oleh suatu peruntukan lahan secara
spesifik.
Kawasan pesisir Pangandaran merupakan daerah
wisata yang berkembang, kegiatan perikanan tambak, kawasan suaka alam, dan
kawasan permukiman. Monitoring dan evaluasi pemanfaatan lahan di pesisir
Pangandaran perlu dilakukan mengingat banyaknya aktivitas manusia di wilayah
tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan.
2. Tujuan Penelitian
Dengan demikian perlu
dilakukan penelitian di kawasan pesisir Pangandaran untuk mengetahui
pemanfaatan lahan dan kesesuaiannya sehingga dapat memberikan masukan untuk
kebijakan lingkungan yang dapat diterapkan di kawasan pesisir Pangandaran.
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran kondisi lingkungan di
wilayah pesisir Pangandaran berdasarkan data kesesuaian lahan menggunakan SIG.
3. Metodologi
Analisis
kesesuaian lahan dilakukan dengan menggunakan analisis SIG, tahap pengumpulan
data spasial/vektor wilayah penelitian dilakukan bersamaan dengan identifikasi
kriteria kesesuaian lahan baik untuk tambak, konservasi dan pemukiman.setelah
pengumpulan data-data tersebut kemudian diolah menggunakan sofware SIG.
Software yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Quantum-GIS untuk melakukan proses
digitasi peta dan pengolahan data spasial/vector.
Analisis kesesuaian lahan diolah menggunakan
Sistem Informasi Geografis (SIG), mencakup empat (4) tahapan analisis, yaitu:
1. Penyusunan peta kawasan pesisir
Pangandaran,
2. Penyusunan matriks (CGIA, 2005) kesesuaian
lahan tambak, konservasi dan
permukiman
3. Pembobotan dan scoring (CGIA, 2005), dan
4. Analisis spasial untuk mengetahui
kesesuaian lahan tambak, konservasi dan permukiman yang ada di kawasan pesisir
Pangandaran. Penentuan bobot dan skor didasarkan pada tingkat kepentingan
parameter terhadap suatu peruntukan. Analisis spasial menggunakan formula
matematis sebagai berikut (Fauzy dkk., 2009):
P(x)
= f (Abiotik) + f (Biotik) + f (RTRW)……….(1)
Dimana: P(x) =
daerah potensial untuk pengembangan usaha x.
Metodologi
jurnal pembanding,
Balian
utama yang digunakan dalam jurnal pembanding ini adalah data penginderaan jauh
(inderaja) Landsat 7-ETM dengan resolusi sapasial 30 x 30 meter. Peta-peta yang
digunakan adalah 1) Peta jenis tanah, 2) Peta kemiringan lereng yang diturunkan
dari peta rupa bumi dan 3) Peta arahan tataruang tanaman pertanian. Selain itu
data curah hujan dan elevasi wilayah setempat merupakan data pendukung yang
digunakan sebagai bahan evaluasi potensi sumberdaya lahan.
Pada
kegiatan ini digunakan perangkat lunak Er-Mapper untuk pengolahan inderaja
Lansdsat. Untuk pengolahan data GIS digunakan perangkat lunak Arc-view dan
Arc-Info. Perangkat lunak Excel merupakan peralatan utama yang digunakan untuk
pengolahan data-data dalam bentuk tabular. Selain itu untuk pengecekan di lapangan
digunakan pesawat GPS (Geo Positioning
System) sebagai pengukur posisi lokasi di lapangan.
·
Pengolahan
dan Analisis Data
a. Koreksi
radiometric,
Koreksi ini bertujuan untuk memperkecil kesalahan yang dari faktor awan
dan atmosfer, dengan cara menyamakan histogram masing-masing kanal yang
dimiliki.
b. koreksi
geometris,
koreksi inimemperkecil kesalahan jarak antar titik yang
tidak sama dari kelengkungan keseluruhan permukaan bumi sehingga jarak antar
titik dapat mendekati bidang datar.
c. Analisis
visual,
Kemampuan data inderaja Landsat dengan kombinasi kanal
yang berbeda berguna untuk analisis visual. Kombinasi kanal 4, 5 dan 3 (kanal 4
untuk Red, 5 untuk Green dan 3 untuk blue) yang akan memperlihatkan mangrove diantara penutup lahan.
Mangrove kaan terlihat berwarna merali gelap dan kontraks di antara objek lain
disekitarnya. Kombinasi yang lain 5, 4 dan 3 (kanal 5 untuk Red, 4 untuk Green dan 3 untuk blue)
mempermudah interprestasi objek lain di darat, seperti hutan, perkebunan, kebun
campur, pemukiman dan lain-lain.
d.
Klasifikasi penutup lahan,
Klasifikasi penutup lahan dilakukan secara digital,
teknik klasifikasi yang digunakan adalah metode Supervised. Langkah awal adalah membentuk training sampel dan menguji training
sampel secara statistik. Dimana objek dengan nilai statistik terdekat
dikelompokkan menjadi kelas sesuai dengan kelas training sampel yang diambil.
e. Potensi
lahan untuk tambak,
Penentuan potensi lahan unntuk tambak adalah dengan
menilai kualitas suatu lahan dengan persyaratan harus dipenuhi untuk
pengembangan lahan tambak. Penilaian kualitas lahan adalah denganmengacu pada
data-data yang tersedai untuk daerah tersebut. Data-data tersebut adalah
seperti kemiringan lahan, penggunaan lahan, jenis tanah dan curah hujan.
Diagram
alur penelitian pada jurnal pembanding dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar
1. Diagram alur penelitian
4.Hasil dan Pembahasan
Analisis
kesesuaian lahan pesisir pangandaran dilakukan pada tiga (3) peruntukan, yaitu
perikanan tambak, konservasi dan pemukiman berdasarkan atas evaluasi multi
kriteria untuk setiap peruntukan.
Berdasarkaan analisis SIG yang dilakukan pada setiap kesesuain lahan
(tambak, konservasi dan pemukiman) di kawasa pesisir pangandaran lahan yang
memiliki kriteria sesuai (S1).
Hasil
tumpang susun antara peta lahan yang memiliki kriteria sesuai (S1) dengan peta
rencana pola kawasan pangandaran yang diolah menggunakan SIG didapatkan bahwa
kawasan konservasi hasil analisis sudah sesuai dengan kawasan konservasi pada
rencana pola ruang.
Untuk peta kesesuaian lahan tambak dalam
kategori sesuai (S1), sesuai bersyarat (S2) dan tidak sesuai (N1) dapat dilihat
pada Gambar 2 dan 3.
Gambar
2. Peta kesesuaian lahan tambak (Sumber :
Khrisna, 2010)
Adapun
kelemahan maupun kesalahan pada
gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa pada
peta tersebut tidak memiliki kejelasan pada bagian legendanya, seperti
bagian-bagian sungai, jalan, maupun danau dan juga wilayah 10 desa terlebih
desa Pangandaran, Tidak terdapat sumber peta dan untuk ukuran skalanya tidak jelas, apakah
termasuk kedalam meter, kilometer, dll.
Gambar
3. Peta tumpang susun kesesuaian lahan kategori (S1) dengan peta rencana pola
ruang. (Sumber : Khrisna, 2010)
Adapun kelemahan maupun kesalahan pada gambar 3 diatas dapat
dilihat bahwa pada peta diatas tidak
memiliki sumber peta dan tanggal
pembuat peta tidak tercantum pada
peta.
Pembanding,
Untuk
jurnal pembanding terhadap jurnal acuan
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar
4. Peta batas wilayah kabupaten wilayah Banyuwangi (Sumber : Ely, 2004)
Pada peta tersebut sudah bisa dikatakan lengkap,
namun untuk kejelasan warna pada
bagian-bagian legenda masih
kurang jelas dan pewarnaan yang dilakukan
hampir menyerupai atau mirip yang satu
dengan yang lainnya.
5. Kesimpulan
Kedua jurnal tersebut terdapat peta yang masih memiliki kekurangan ataupun kesalahan misalnya pada atribut
peta yang kurang dan tanggal pembuatan
peta.
Misalnya pada jurnal acuan, pada peta
tersebut tidak memiliki kejelasan pada bagian legendanya, bagian-bagian sungai,
jalan, maupun danau. Tidak terdapat sumber peta dan untuk ukuran skalanya tidak
jelas, apakah termasuk kedalam meter, kilometer, dan lain-lain.
Sedangkan untuk jurnal pembanding, kesalahan
hanya terdapat pada perpaduan warna
ataupun keseuaian waran oleh si pembuat tanpa meperhatikan si pembaca.
.
DAFTAR PUSTAKA
Adiprima, K. P. dan Arief. S. 2005. Kajian
Kesesuaian Lahan Tambak, Konservasi Dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan
System Informasi Geografis (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat).
Isntitus Teknologi Bandung. Bandung.
Bandyophadyay, S., Jaiswal, R. K., Hedge V.
S., dan Jayaraman, V. 2009.Assessment of Land Suitability Potentials for
Agriculture Using a Remote Sensing and GIS Based Approach. International
Journal of Remote Sensing Vol. 30, Issue 4, March 2009, Hal.
879-895.
CGIA, 2005. Land Suitability Analisys User
Guide: For ArcView 3.x and ArcGIS 9.x. Center for Geographic and
Information Analisys. Division of Coastal Management, North Carolina.
Ely, P. 2004. Aplikasi Data Landsat dan SIG Untuk Potensi Lahan Tambak Di Kabupaten Banyuwangi. Bidang sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Ely, P. 2004. Aplikasi Data Landsat dan SIG Untuk Potensi Lahan Tambak Di Kabupaten Banyuwangi. Bidang sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Erwindy, J. 2000. Analisis Kesesuaian
Lahan Sebagai Masukan Pengembangan Wilayah Kecamatan Lembang. Program
Pasca Sarjana ITB, Bandung.
Fauzy, Y., Boko S., dan Zulfia, M. M. 2009. Analisis
Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Bengkulu Melalui Perancangan Model
Spasial dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Forum Geografi, Vol. 23,
No. 2, Desember 2009, Hal. 101 – 111.
Khrisna, P.A. 2010. Kajian Kesesuaian Lahan
Tambak, Konservasi Dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan Sistem Informasi
Geografis (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat). Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Manurung, H. 2002. Perubahan Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir
dan Pengaruhnya terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang
Propinsi Sumatera Utara. Program Pasca Sarjana USU, Medan.