Jumat, 10 Juni 2016

TUGAS SIG Review Jurnal
“Kajian Kesesuaian Lahan Tambak, Konservasi Dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan System Informasi Geografis (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat)”




Oleh:
Suprianty JH Sinaga E1I013036
Hermayuni Sinaga E1I013035


Dosen Pengampu: Yar Johan S.Pi.,M.Si


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016










REVIEW JURNAL
Abstrak
             Pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap perubahan, baik perubahan yang terjadi karena proses alami dan perubahan karena campur tangan manusia. Perubahan yang terjadi akan mempengaruhi tata guna lahan, geomorfologi dan ekosistem wilayah tersebut. Wilayah yang akan dikaji menggunakan analisis kesesuaian lahan adalah pesisir Pangandaran yang berada di bagian Selatan Pulau Jawa. Wilayah penelitian terdiri atas sepuluh desa, yaitu Desa Batukaras, Desa Cijulang, Desa Parigi, Desa Karangjaladri, Desa Cibenda, Desa Sukaresik, Desa Cikembulan, Desa Wonoharjo, Desa Pananjung, Desa Pangandaran dan Desa Babakan dimana wilayah tersebut merupakan daerah wisata yang berkembang, kegiatan perikanan tambak, kawasan suaka alam, dan kawasan permukiman. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi lahan yang sesuai untuk peruntukan tambak, konservasi dan permukiman di kawasan pesisir Pangandaran. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis kesesuaian lahan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan evaluasi multikriteria. SIG berfungsi untuk mengolah data spasial dan visualisasi hasil analisis kesesuaian lahan. Dari hasil analisis didapatkan bahwa lahan yang sesuai (S1) untuk peruntukan lahan tambak, konservasi, dan permukiman berturut-turut adalah 2.864,67 ha, 517,41 ha, dan 1.675,77 ha.
1. Pendahuluan
Pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap perubahan, baik perubahan yang terjadi karena proses alami dan perubahan karena campur tangan manusia. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan lingkungan kawasan pesisir dapat dilakukan dengan analisis kesesuaian lahan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan lingkungan kawasan pesisir dapat dilakukan dengan analisis kesesuaian lahan menggunakan teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Perencanaan pengelolaan dan pengambilan keputusan yang tepat harus dilandasi oleh data dan informasi yang yang akurat tentang kondisi lahan dengan demikian harus dilakukan pemantauan kesesuaian lahan, penggunaan teknologi GIS dapat mempermudah analisis kesesuaian lahan pada suatu kawasan/wilayah yang luas (Gatheru dan Maingi, 2010) seperti pada kawasan pesisir.
Manurung (2002) dan Erwindy (2000) menyatakan bahwa analisis kesesuaian lahan menggunakan SIG dapat digunakan  untuk menentukan rekomendasi pengelolaan dan kebijakan suatu kawasan. Bandyopadhyay dkk. (2009) mengemukakan bahwa analisis kesesuaian lahan menggunakan SIG dapat membantu penilaian penentuan lahan untuk peruntukan yang spesifik, (Jafari dan Narges, 2010) juga menjelaskan bahwa dengan menggunakan analisis kesesuaian lahan maka dapat ditentukan apakah lahan tersebut sesuai atau tidak untuk digunakan oleh suatu peruntukan lahan secara spesifik.
Kawasan pesisir Pangandaran merupakan daerah wisata yang berkembang, kegiatan perikanan tambak, kawasan suaka alam, dan kawasan permukiman. Monitoring dan evaluasi pemanfaatan lahan di pesisir Pangandaran perlu dilakukan mengingat banyaknya aktivitas manusia di wilayah tersebut yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan.
2. Tujuan Penelitian
            Dengan demikian perlu dilakukan penelitian di kawasan pesisir Pangandaran untuk mengetahui pemanfaatan lahan dan kesesuaiannya sehingga dapat memberikan masukan untuk kebijakan lingkungan yang dapat diterapkan di kawasan pesisir Pangandaran. Penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran kondisi lingkungan di wilayah pesisir Pangandaran berdasarkan data kesesuaian lahan menggunakan SIG.
3. Metodologi
Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan menggunakan analisis SIG, tahap pengumpulan data spasial/vektor wilayah penelitian dilakukan bersamaan dengan identifikasi kriteria kesesuaian lahan baik untuk tambak, konservasi dan pemukiman.setelah pengumpulan data-data tersebut kemudian diolah menggunakan sofware SIG.
Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quantum-GIS untuk melakukan proses digitasi peta dan pengolahan data spasial/vector.
Analisis kesesuaian lahan diolah menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), mencakup empat (4) tahapan analisis, yaitu:
1. Penyusunan peta kawasan pesisir Pangandaran,
2. Penyusunan matriks (CGIA, 2005) kesesuaian lahan tambak, konservasi dan
    permukiman
3. Pembobotan dan scoring (CGIA, 2005), dan
4. Analisis spasial untuk mengetahui kesesuaian lahan tambak, konservasi dan permukiman yang ada di kawasan pesisir Pangandaran. Penentuan bobot dan skor didasarkan pada tingkat kepentingan parameter terhadap suatu peruntukan. Analisis spasial menggunakan formula matematis sebagai berikut (Fauzy dkk., 2009):
P(x) = f (Abiotik) + f (Biotik) + f (RTRW)……….(1)
Dimana: P(x) = daerah potensial untuk pengembangan usaha x.

Metodologi jurnal pembanding,
Balian utama yang digunakan dalam jurnal pembanding ini adalah data penginderaan jauh (inderaja) Landsat 7-ETM dengan resolusi sapasial 30 x 30 meter. Peta-peta yang digunakan adalah 1) Peta jenis tanah, 2) Peta kemiringan lereng yang diturunkan dari peta rupa bumi dan 3) Peta arahan tataruang tanaman pertanian. Selain itu data curah hujan dan elevasi wilayah setempat merupakan data pendukung yang digunakan sebagai bahan evaluasi potensi sumberdaya lahan.
Pada kegiatan ini digunakan perangkat lunak Er-Mapper untuk pengolahan inderaja Lansdsat. Untuk pengolahan data GIS digunakan perangkat lunak Arc-view dan Arc-Info. Perangkat lunak Excel merupakan peralatan utama yang digunakan untuk pengolahan data-data dalam bentuk tabular. Selain itu untuk pengecekan di lapangan digunakan pesawat GPS (Geo Positioning System) sebagai pengukur posisi lokasi di lapangan.


·         Pengolahan dan Analisis Data
a.    Koreksi radiometric,
Koreksi ini bertujuan untuk  memperkecil kesalahan yang dari faktor awan dan atmosfer, dengan cara menyamakan histogram masing-masing kanal yang dimiliki.
b.    koreksi geometris,
koreksi inimemperkecil kesalahan jarak antar titik yang tidak sama dari kelengkungan keseluruhan permukaan bumi sehingga jarak antar titik dapat mendekati bidang datar.
c.    Analisis visual,
Kemampuan data inderaja Landsat dengan kombinasi kanal yang berbeda berguna untuk analisis visual. Kombinasi kanal 4, 5 dan 3 (kanal 4 untuk Red, 5 untuk Green dan 3 untuk blue) yang akan memperlihatkan mangrove diantara penutup lahan. Mangrove kaan terlihat berwarna merali gelap dan kontraks di antara objek lain disekitarnya. Kombinasi yang lain 5, 4 dan 3 (kanal 5 untuk Red, 4 untuk Green dan 3 untuk blue) mempermudah interprestasi objek lain di darat, seperti hutan, perkebunan, kebun campur, pemukiman dan lain-lain.
d.      Klasifikasi penutup lahan,
Klasifikasi penutup lahan dilakukan secara digital, teknik klasifikasi yang digunakan adalah metode Supervised. Langkah awal adalah membentuk training sampel dan menguji training sampel secara statistik. Dimana objek dengan nilai statistik terdekat dikelompokkan menjadi kelas sesuai dengan kelas training sampel yang diambil.
e.    Potensi lahan untuk tambak,
Penentuan potensi lahan unntuk tambak adalah dengan menilai kualitas suatu lahan dengan persyaratan harus dipenuhi untuk pengembangan lahan tambak. Penilaian kualitas lahan adalah denganmengacu pada data-data yang tersedai untuk daerah tersebut. Data-data tersebut adalah seperti kemiringan lahan, penggunaan lahan, jenis tanah dan curah hujan.
Diagram alur penelitian pada jurnal pembanding dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram alur penelitian

4.Hasil dan Pembahasan
Analisis kesesuaian lahan pesisir pangandaran dilakukan pada tiga (3) peruntukan, yaitu perikanan tambak, konservasi dan pemukiman berdasarkan atas evaluasi multi kriteria untuk setiap peruntukan.  Berdasarkaan analisis SIG yang dilakukan pada setiap kesesuain lahan (tambak, konservasi dan pemukiman) di kawasa pesisir pangandaran lahan yang memiliki kriteria sesuai (S1).        
Hasil tumpang susun antara peta lahan yang memiliki kriteria sesuai (S1) dengan peta rencana pola kawasan pangandaran yang diolah menggunakan SIG didapatkan bahwa kawasan konservasi hasil analisis sudah sesuai dengan kawasan konservasi pada rencana pola ruang.
Untuk peta kesesuaian lahan tambak dalam kategori sesuai (S1), sesuai bersyarat (S2) dan tidak sesuai (N1) dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

Gambar 2. Peta kesesuaian lahan tambak (Sumber : Khrisna, 2010)

Adapun kelemahan maupun kesalahan pada gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa pada peta tersebut tidak memiliki kejelasan pada bagian legendanya, seperti bagian-bagian sungai, jalan, maupun danau dan juga wilayah 10 desa terlebih desa Pangandaran, Tidak terdapat sumber peta dan untuk ukuran skalanya tidak jelas, apakah termasuk kedalam meter, kilometer, dll.


Gambar 3. Peta tumpang susun kesesuaian lahan kategori (S1) dengan peta rencana pola ruang. (Sumber : Khrisna, 2010)

Adapun kelemahan maupun kesalahan pada gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa  pada peta diatas tidak memiliki sumber peta dan tanggal pembuat peta tidak tercantum pada peta.

Pembanding,
            Untuk jurnal pembanding terhadap jurnal acuan dapat dilihat pada Gambar 4.



Gambar 4. Peta batas wilayah kabupaten wilayah Banyuwangi (Sumber : Ely, 2004)

Pada peta tersebut sudah bisa dikatakan lengkap, namun untuk kejelasan warna pada bagian-bagian legenda masih kurang jelas dan pewarnaan yang dilakukan hampir menyerupai atau mirip yang satu dengan yang lainnya.
5. Kesimpulan
Kedua jurnal tersebut terdapat peta yang masih memiliki kekurangan ataupun kesalahan misalnya pada atribut peta yang kurang dan tanggal pembuatan peta.
Misalnya pada jurnal acuan, pada peta tersebut tidak memiliki kejelasan pada bagian legendanya, bagian-bagian sungai, jalan, maupun danau. Tidak terdapat sumber peta dan untuk ukuran skalanya tidak jelas, apakah termasuk kedalam meter, kilometer, dan lain-lain.
Sedangkan untuk jurnal pembanding, kesalahan hanya terdapat pada perpaduan warna ataupun keseuaian waran oleh si pembuat tanpa meperhatikan si pembaca.
.


DAFTAR PUSTAKA

Adiprima, K. P. dan Arief. S. 2005. Kajian Kesesuaian Lahan Tambak, Konservasi Dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan System Informasi Geografis (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat). Isntitus Teknologi Bandung. Bandung.

Bandyophadyay, S., Jaiswal, R. K., Hedge V. S., dan Jayaraman, V. 2009.Assessment of Land Suitability Potentials for Agriculture Using a Remote Sensing and GIS Based Approach. International Journal of Remote Sensing Vol. 30, Issue 4, March 2009, Hal. 879-895.

CGIA, 2005. Land Suitability Analisys User Guide: For ArcView 3.x and ArcGIS 9.x. Center for Geographic and Information Analisys. Division of Coastal Management, North Carolina.

Ely, P. 2004. Aplikasi Data Landsat dan SIG Untuk Potensi Lahan Tambak Di Kabupaten Banyuwangi. Bidang sumberdaya Alam dan Lingkungan. 

Erwindy, J. 2000. Analisis Kesesuaian Lahan Sebagai Masukan Pengembangan Wilayah Kecamatan Lembang. Program Pasca Sarjana ITB, Bandung.

Fauzy, Y., Boko S., dan Zulfia, M. M. 2009. Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Bengkulu Melalui Perancangan Model Spasial dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Forum Geografi, Vol. 23, No. 2, Desember 2009, Hal. 101 – 111.

Khrisna, P.A. 2010. Kajian Kesesuaian Lahan Tambak, Konservasi Dan Permukiman Kawasan Pesisir Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Pesisir Pangandaran, Jawa Barat). Institut Teknologi Bandung. Bandung.


Manurung, H. 2002. Perubahan Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir dan Pengaruhnya terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Program Pasca Sarjana USU, Medan.